Sejarah
Sejarah pengamatan Meteorologi dan Geofisika di Indonesia
dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara
perorangan oleh Dr. Onnen kepala rumah sakit di Bogor.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut
oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan
nama Magnetich and Meteorologisch Observatorium dipimpin oleh Dr. Bregsma.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun
1942 - 1945, nama instansi meteorologi dan georfisika diganti menjadi Kisho
Kauso Kusho.
Pada tahun 1945 dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika,
dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja. Pada tanggal 21 Juli 1947
Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh pemerintah Belanda dan
namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dients.
Pada tahun 1949, Meteorologisch en Geofisiche Dients
diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Depatremen Perhubungan
dan Pekerjaan Umum.
Pada tahun 1955, Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah
namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen
Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan Udara, tahun 1965
berubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diubah
namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan,
dan tahun 1980 diubah namanya menjadi Badan Meteorologi dan Geofisika.
Pada tahun 2008 Badan Meteorologi dan Geofisika diubah
namanya menjadi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Stasiun Meteorologi Djalaluddin
Gorontalo berdiri tahun 1955 dibawah koordinasi TNI AU guna pelayanan informasi
meteorologi penerbangan khususnya pesawat tempur milik TNI AU. Setelah
tahun 1965 berubah nana menjadi Diektorat Meteorologi Dan Geofisika, maka
personil pengamat meteorologi mulai ditugaskan di Stasiun Meteorologi
Djalaluddin Gorontalo bersama sama dengan personil TNI AU.
Pada tahun 1972, Direktotat Meteorologi Dan Geofisika
diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi Dan Geofisika, maka pengamatan
Meteorologi Penerbangan di Stasiun Meteorologi Djalaluddin Gorontalo sepenuhnya
diserahkan kepada pengamat PMG dengan klasifikasi stasiun kelas III.
Pada tahun 2013, Stasiun Meteorologi Djalaluddin Gorontalo
berubah kelas menjadi stasiun meteorologi kelas I dengan pejabat setingkat
eselon 3.
Selain itu BKMG Gorontalo terdapat pula Stasiun
Geofisika Talumelito yang berlokasi si Kecamatan Telaga Biru Kabupaten
Gorontalo dan Stasiun Klimatologi Tilongkabila yang berlokasi di Kecamatan
Tilongkabila Kabupaten Bonebolango. Stasiun Geofisika Talumelito bertugas menyampaikan informasi kepada instansi atau pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan gempa bumi. Sedangkan Stasiun Klimatologi Tilongkabila
bertugas menyampaikan informasi kepada instansi atau pihak
terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan Iklim.